BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Sejarah
Hak Cipta
Dua perkembangan utama pada abad ke-14
dan ke-15
kelihatan menimbulkan perkembangan hak cipta moden. Pertama, pengembangan perdagangan
merkantil di bandaraya-bandaraya Eropah yang
utama, dan kemunculan universiti-universiti
sekular membantu untuk menghasilkan sebuah kelas borjuis yang berpendidikan
dan yang berminat akan maklumat-maklumat terkini. Perkembangan-perkembangan ini
membantu mendorong kemunculan sebuah bidang awam yang semakin dilayan oleh
penjual-penjual alat tulis yang menghasilkan salinan buku atas permintaan.
Kedua, perkembangan taip cerai oleh Johann Gutenberg dan
perkembangan dan penyebaran mesin cetak menyebabkan penyalinan
karya-karya tercetak secara besar-besaran menjadi lebih cepat dan lebih murah
berbanding dahulu. Sebelum rekaan percetakan, proses untuk menyalin karya
hampir menelan masa yang sama serta mengenakan kos yang serupa mahal dengan
mencipta karya asli dan oleh itu, biasa dibuat oleh katib biarawan.
Kelihatannya, penerbit-penerbit dan bukannya pengarang-pengarang merupakan orang-orang pertama
yang mendesak supaya sekatan dikenakan ke atas penyalinan karya tercetak. Berdasarkan
fakta bahawa penerbit-penerbit kini biasa memperoleh hak cipta daripada
pengarang sebagai syarat untuk menerbitkan karya mereka, salah satu daripada
kritikan sistem terkini adalah bahawa undang-undang
hak cipta lebih memanfaatkan penerbit berbanding pengarangnya. Menggunakan
perbandingan dengan perubahan-perubahan yang ditempa oleh percetakan, ini
merupakan satu hujah yang utama untuk menggunakan sistem-sistem fail kongsi setara-ke-setara.
Percubaan awal yang menarik terhadap hak cipta pada zaman
moden ialah sebuah pemberitahuan dalam ha- Shirim asher li-Shelomo ,
satu pengesetan Psalm oleh penggubah
Salomone Rossi, yang merupakan muzik
pertama yang dicetak dengan teks muka taip
Ibrani
pada tahun 1623.
Pemberitahuan itu mengandungi kata-kata makian rabai untuk sesiapa yang
menyalin kandungannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Undang-Undang Hak Cipta
Hak cipta
adalah hak
eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin kepada orang lain untuk mengumumkan atau
memperbanyak dengan tidak mengurangi batasan-batasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Fungsi
dari Hak Cipta
Pada pasal 2 UU No.19 tahun 2002 dalam hal ini menjelaskan mengenai
fungsi dan sifat hak cipta itu sendiri. Bunyi dari pasal tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak
Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
b) Pencipta dan/atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program
Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut unt uk kepentingan yang bersifat
komersial.
2.3 Sifat-Sifat Hak Cipta
sifat-sifat hak cipta terdiri dari enam bagian, sifat-sifat tersebut antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Pencipta
atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan Program Komputer memiliki
hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.
b. Hak
Cipta dianggap sebagai benda bergerak. Hak Cipta dapat beralih atau
dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian karena :
·
Pewarisan;
·
Wasiat;
·
Hibah;
· Perjanjian
tertulis atau Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan
c. Jika
suatu Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua
orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta ialah orang yang memimpin
serta mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan itu, atau dalam hal tidak ada
orang tersebut, yang dianggap sebagai Pencipta adalah orang yang menghimpunnya
dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing-masing atas bagian Ciptaannya itu.
d. Jika
suatu Ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan dikerjakan oleh orang
lain di bawah pimpinan dan pengawasan orang yang merancang, Penciptanya adalah
orang yang merancang Ciptaan itu.
e. Jika
suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam lingkungan
pekerjaannya, Pemegang Hak Cipta adalah pihak yang untuk dan dalam dinasnya
Ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan
tidak mengurangi hak Pencipta apabila penggunaan Ciptaan itu diperluas sampai
ke luar hubungan dinas.
f. Jika
suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan, pihak yang
membuat karya cipta itu dianggap sebagai Pencipta dan Pemegang Hak Cipta,
kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua pihak.
2.4 Penggunaan
undang-undang hak cipta
Undang-undang
hak cipta yang berlaku di negara Indonesia adalah UU No. 19 Tahun 2002, yang
sebelumnya UU ini berawal dari UU No. 6 Tahun 1982 menggantikan Auteurswet
1982. Undang-undang ini dikeluarkan sebagai upaya pemerintah untuk rombak
sistem hukum yang ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda kepada suatu
sistem hukum yang dijiwai falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pekerjaan
membuat satu perangkat materi hukum yang sesuai dengan hukum yang dicitacitakan
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Undang-Undang hak cipta 1982 yang
diperbaharui dengan UU No. 7 Tahun 1987 dan diperbaharui lagi dengan UU No. 12
Tahun 1997, terakhir dengan UU No. 19 Tahun 2002. Batasan tentang apa saja yang
dilindungi sebagai hak cipta, dijelaskan pada rumusan pasal 12 Undang-Undang
Hak Cipta (UHC) Indonesia yaitu sebagai berikut.
Ayat 1
Dalam Undang-Undang ini ciptaan yang
dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang
mencakup:
- Buku, program komputer, pamflet, susuan perwajahan (lay out), karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain.
- Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu.
- Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
- Lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
- Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim.Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan.
- Arsitektur.
- Peta.
- Seni batik.
- Fotografi.
- Sinematografi.
l) Terjemahan, tafsir, saduran,
bunga rampai, database, dan karya lainnya dari hasil pengalihwujudan.
Ayat 2
Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam
huruf l dilindungi sebagai ciptaan tersendiri, dengan tidak mengurangi hak
cipta atas ciptaan asli.
Ayat 3
Dalam lindungan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) termasuk juga semua ciptaan yang tidak atau belum
diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata, yang
memungkinkan perbanyakan hasil karya itu.Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa
yang dilindungi oleh UHC adalah yang termasuk dalam karya ilmu pengetahuan,
kesenian, kesustraan. Sedangkan yang termasuk dalam cakupan hak kekayaan
perindustrian tidak termasuk dalam rumusan pasal tersebut, meskipun yang
disebutkan terakhir ini juga merupakan kekayaan immateril. Satu hal yang
dicermati adalah yang dilindungi dalam hak cipta ini yaitu haknya, bukan benda
yang merupakan perwujudan dari hak tersebut.
2.5 Contoh Kasus Terkait dengan Masalah Hak
Cipta Di Indonesia, YKCI menuding karaoke inul vista melanggar hak cipta.
Inul Vista,
sebuah tempat karaoke milik Inul Daratista kembali menghadapi masalah. Adalah
Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) yang mengajukan pengaduan ke Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.
Pihak YKCI
menuding karaoke Inul Vista telah melanggar aturan dari pengelola hak cipta
demi kepentingan bisnisnya. Penasehat YKCI, Enteng Tanamal menjelaskan bahwa
manajemen Inul Vista telah melanggar aturan yang mengatur mengenai hak dan
kewajiban. Sebelum kasus ini diajukan ke pengadilan, pihak YKCI telah
melayangkan surat pemberitahuan kepada pihak manajemen Inul Vista.
“Ada
kompensasi karya cipta yang tidak ditaati manajemen karaoke Inul Vista. Dimana,
aturan soal pemberian hak dan kewajiban terhadap karya cipta sudah kami (YKCI)
beritahukan sebelumnya, tapi tidak ada tanggapan,” ungkap Penasihat YKCI,
Enteng Tanamal saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Selasa (13/11/2012).
Adapun
pelanggaran yang dilakukan oleh manajemen Inul Vista meliputi subyek masalah
berupa Lisensi Pengunaan Lagu. YKCI pun telah menyerahkan berkas pengaduan atas
dugaan pelanggaran hak cipta ke Pengadilan Tata Niaga, Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat. Dan kasus tersebut akan disidangkan dalam waktu dekat.
“Intinya,
hak yang diberikan oleh manajemen karaoke Inul Vista tidak sebanding dengan
para pencipta lagu yang karyanya digunakan untuk kepentingan bisnis yang dia
(Inul) jalani,” tegasnya.
Sebelumnya,
tempat karaoke yang telah tersebar di berbagai kota ini pun pernah digugat oleh
Andar Situmorang, ketua Yayasan Karya Cipta Abadi Guru Nuhun Situmorang terkait
masalah pembayaran lisensi lagu yang tidak dibayar oleh pihak pemilik modal
(Liputan6).
Sumber-sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar